KumpulanKhutbah Idul Adha Terfavorit. Kumpulan Khutbah Idul Adha Terfavorit. Home; Khutbah | Kam, 31 Agu 2017; Khutbah Idul Adha: Meneguhkan Totalitas Kepatuhan kepada Allah melalui Kurban Khutbah Idul Adha: Tiga Pelajaran Utama Hari Raya Kurban. Khutbah | Jum, 9 Sep 2016; Khutbah Idul Adha: Spirit Berkurban dan Kepedulian Sosial 2D5g. Diposting Pada Kamis, 31 Agustus 2017 Khutbah Idul Adha 2017, Aktualisasi Esensi Ibadah Haji dan Qurban Dalam KehidupanAlhamdulillah, pagi ini kita dapat berkumpul menikmati indahnya matahari, sejuknya hawa pagi sembari mengumandangkan takbir mengagungkan Ilahi Rabbi, dirangkai dengan dua raka’at Idul Adha sebagai upaya mendekatkan diri kepada Yang Maha Suci. Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan sepenuh hati. Kita niatkan hari ini sebagai langkah awal memulai perjalanan diri, mengarungi kehidupan seperti yang tercermin dalam keta’atan dan ketabahan Nabi Allah Ibrahim as menjalani cobaan dari Allah Yang Maha Tinggi. Jamaah Idul Adha Rohimakumullah ! Hari ini di Mina, 10 Dzulhijjah, para jamaah haji harus berjuang keras menempuh jalan hingga beberapa kilometer, melewati sejumlah terowongan yang penuh sesak oleh jamaah lain, dan harus berdesak-desakan dengan dua juta lebih jamaah dari berbagai bangsa. Menjaga kepala agar tidak tertimpa batu-batu jamarat yang beterbangan di atas kepala, menjaga kaki agar tidak terinjak oleh jutaan kaki yang terus bergerak, menjaga pakaian yang hanya boleh dililit kebadan agar tidak terlepas, sambil menggenggam 7 butir batu, hanya dengan satu maksud, melontar jumrah aqobah. Di Tanah Suci Mekkah umat Islam berkumpul untuk melaksanakan ibadah haji, mereka berdatangan dari segenap penjuru dunia untuk memenuhi panggilan Ilahi. Tidak semua mereka yang datang dari golongan kaya harta, bahkan banyak di antara mereka adalah rakyat biasa, tidak menunggu-nunggu sampai kaya atau berpangkat tinggi, maka untuk mencapai cita-cita hidup itu mereka bekerja keras, berhemat dan meyimpan sedikit demi sedikit, dan untuk cita-cita mulia itu pula mereka dengan rela hati harus menempuh segala macam kesulitan, rintangan dan halangan. Ibadah Haji adalah ibadah tertua dalam sejarah umat manusia, dan ka'bah adalah bangunan suci pertama dimuka bumi ini. Sesungguhnya rumah Allah SWT yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia, ialah Baitullah di Mekah yang diberkahi dan menjadi penunjuk bagi semua manusia QS. Ali Imran 96 Dalam satu riwayat disebutkan, ketika Adam diusir dari surga ke bumi, ada satu hal yang paling ia sedihkan, yaitu Adam tidak bisa lagi mengikuti ibadah para malaikat bertawaf mengeliingi Arasy, yakni singgasana Allah SWT, kemudian Adam dihibur dengan dibangunnya ka'bah sebagai Batullah, miniatur atau tiruan'Arasy di bumi. Lalu Adam diperintahkan Allah SWT bertawaf mengelilingi Ka'bah. Jadi thawaf adalah cara ibadah menirukan malaikat mengelilingi Arasy, dan ternyata seluruh makhluk makrokosmos di jagat raya juga melakukan tawaf. Misalnya bulan dan bumi bertawaf mengelilingi matahari, dan matahari beserta seluruh familinya juga bertawaf mengelilingi pusat galaksi Bimasakti. Mereka semua dengan setia menyembah kepada Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah SWT bersujud apa yang ada di langit dan yang ada di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohon, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar dari pada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah SWT maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah SWT berbuat apa yang Dia kehendaki. QS. Al-Hajj 18. Jamaah Idul Adha Rohimakumullah ! Menunaikan ibadah haji adalah memenuhi panggilan ilahi. Hanya orang yang memiliki keimanan mendalam dan keinginan kuat yang akan menyambut panggilan Ilahi itu. Walaupun jauh dan berat, tidak mudah dan tidak murah, namun jutaan kaum beriman ikhlas menunaikan ibadah haji ke tanah suci, bahkan dengan harus menunggu belasan tahun untuk menunggu giliran pergi. Ini adalah pertanda keimanan hakiki dan keislaman sejati. Ibadah haji adalah ibadah yang luar biasa dan istimewa, hal ini disebabkan beberapa hal Pertama, Ibadah haji adalah ibadah yang paling jauh, tidak ada ibadah yang Allah perintahkan kepada umat Islam yang harus dikerjakan jauh dari tempat tinggal kita kecuali ibadah haji. Sholat cukup dikerjakan di Masjid, puasa bisa dikerjakan di rumah, zakat bila harta kita sudah sampai nisab, tapi ibadah haji harus dilaksanakan di Kota Suci Mekah. Mungkin diantara kita ada yang bertanya-tanya berapa jarak antara Indonesia ke Arab Saudi? Jarak Indonesia ke Arab Saudi yaitu km, jarak tersebut ditempuh selama 9 jam dengan menggunakan pesawat terbang. Kedua, Ibadah haji adalah ibadah yang paling besar biayanya, untuk musim haji tahun 2017 ini ongkos naik haji ONH ditetapkan oleh pemerintah sebesar 34 juta rupiah. Sementara bagi yang ingin mendaftar haji harus menyetor 25 juta per orang guna mendapatkan nomor porsi keberangkatan dan itu pun harus menunggu selama lebih kurang 17 tahun ke depan. Ketiga, Ibadah haji adalah ibadah yang paling beresiko. Betapa tidak, perjalanan menuju negeri orang, terbang selama 9 jam kemudian berdesak-desakan dengan jutaan jamaah haji dari berbagai belahan dunia, membuat ibadah haji menjadi perjalanan yang penuh risiko. Oleh karena itu, berangkat haji nilainya sama dengan perjalan fisabiilillah. Dari Aisyah ummul mukminin radhiyallahuanha, ia berkata, Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad? Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur, jawab Nabi SAW. HR. Bukhari no. 1520 Keempat, Ibadah haji adalah ibadah yang paling besar pula pahalanya. Allah SWT memberikan jaminan Surga bagi siapa saja yang mampu meraih haji yang mabrur. Sebagaimana terlukis dalam sabda Rasulullah SAW “Tiada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga” Jamaah Idul Adha Rohimakumullah ! Hari raya Idul Adha ditandai dengan peristiwa kemanusian dalam sejarah kehidupan manusia yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail, yaitu pengorbanan yang bermuara pada iman dan taqwa kepada Ilahi Rabbi, Allah semesta alam. Dengarlah dialog antara kedua anak manusia itu pada detik-detik terakhir menjelaskan mereka tiba pada kesepakatan besar itu; Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. QS. Ash-Shaaffat 102. Tidakkah kita melihat betapa lbrahim memanggil anaknya dengan sebutan Bunayya; anakku tersayang? Tidakkah engkau melihat betapa Ibrahim bertanya kepada anaknya dengan hati- hati; Cobalah pertimbangkan! Bagaimanakah pendapatmu tentang itu? Tidakkah kita merasakan betapa Ibrahim menyembunyikan pergolakan besar yang berkecamuk di relung hatinya? Tapi lihatlah, betapa agungnya sang anak masih sanggup memanggil ayahnya dengan panggilan sayang; Wahal ayahku tersayang! Tapi alangkah agungnya sang anak ketika ia menjawab dengan tenang; Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu! Dan betapa tegarnya sang anak ketika ia mengatakan; “Niscaya kan kau dapati aku, Insya Allah, sebagai orang-orang yang sabar. ltulah momentum pengorbanan paling akbar dalam sejarah manusia. Dan itulah momentum kebesaran paling agung dalam sejarah manusia. Dr. Ali Syariati dalam bukunya Al-Hajj mengatakan bahwa Ismail adalah sekedar simbol. Simbol dari segala yang kita miliki dan cintai dalam hidup ini. Kalau Isma’ilnya nabi Ibrahim adalah putranya sendiri, lantas siapa Ismail kita? Bisa jadi diri kita sendiri, keluarga kita, anak dan istri kita, harta, pangkat dan jabatan kita. Yang jelas seluruh yang kita miliki bisa menjadi Ismail kita yang karenanya akan diuji dengan itu. Kecintaan kepada Ismail kita itulah yang kerap membuat iman kita goyah atau lemah untuk mendengar dan melaksanakan perintah Allah. Kecintaan kepada Ismail kita yang berlebihan juga akan membuat kita menjadi egois, mementingkan diri sendiri, dan serakah tidak mengenal batas kemanusiaan. Jamaah Idul Adha Rohimakumullah ! Bagi orang yang berkurban hendaknya menghadirkan niat di hatinya, bahwa ibadah kurban yang ia lakukan adalah perwujudan dari ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjauhkan diri dari bisikan-bisikan ingin dipuji sebagai dermawan atau sebagai orang yang mampu karena membeli hewan kurban yang termahal, lalu dikenal, naudzubillah. Dalam sebuah hadist Nabi SAW pernah berkisah kepada para sahabat, Dari Thariq bin Syihab, beliau menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat. Mereka para sahabat bertanya, Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Ada dua orang lelaki yang melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, Berkorbanlah. Ia pun menjawab, Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan. Mereka mengatakan, Berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat. Ia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang yang satunya, Berkorbanlah. Ia menjawab, Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah Azza wa Jalla. Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena itulah, ia masuk surga. Dari kisah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, kita harus mengikhlaskan ibadah kita semata-mata karena dan untuk Allah SWT, jangan kita niatkan ibadah kurban kita kepada selain-Nya. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. QS. Al-Hajj 37. Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada keengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan. Ditengah suatu masyarakat, ketika orang kaya hidup mewah diatas penderitaan orang-orang miskin, ketika anak-anak yatim dan mereka yang papa merintih dalam belenggu nasibnya, ketika para penguasa menggunakan kekuasaannya untuk kesejahteraan dirinya bukan untuk memberi kesejahteraan kepada rakyat miskin, ketika para penegak hukum memihak orang kaya dari pada kebenaran. Dalam kondisi inilah maka esensi perayaan Idul Qurban yang sesungguhnya perlu kita aktualisasikan dengan pembelaan kepada mereka yang kurang mampu secara ekonomi, pembelaan terhadap mereka yang mendapat perlakuan tidak adil secara hukum, pembelaan terhadap mereka yang tidak mendapatkan haknya. Marilah makna dan nilai Idul Adha tidak sebatas kita maknai dengan ritual berkorban kambing, kerbau, sapi, 1 tahun sekali, tetapi hendaknya memaknai bahwa semangat untuk memberi dan peduli kepada sesama harus selalu ada dalam jiwa umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Jamaah Idul Adha Rohimakumullah ! Demikianlah uraian khutbah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga kita yang berada di tempat ini diberikan kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi Tanah Suci. Begitu pula untuk saudara-saudara kita yang saat ini tengah berjuang menunaikan ibadah haji, semoga selalu diberikan kesehatan, ketabahan, dan keselamatan. Amien Ya Rabbal Alamin. Penulis Mushanef, Staf Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sarolangun Khutbah Idul Fitri Jaga Hati, Jangan Lalai Setelah Ramadhan Kita diperintahkan untuk menjaga hati. Karena hati ini sering lalai, apalagi bakda Ramadhan. Perhatikan khutbah Idul Fitri kali ini. Read More » Naskah Khutbah Idul Adha 2022 Paling Berkesan Hikmah dari Ibadah Qurban dan Haji Apa saja hikmah dari ibadah qurban dan haji? Ini adalah dua ibadah yang dilaksanakan pada Iduladha hingga hari tasyrik. Moga… Read More » Naskah Khutbah Idul Fitri 2022 Terfavorit Realisasi Syukur Bakda Ramadhan Bagaimana realisasi syukur bakda Ramadhan? Perhatikan khutbah Idulfitri penuh kesan dan terfavorit kali ini. Read More » Naskah Khutbah Idul Adha Hanya 10 Menit Pasrah kepada Allah di Masa Sulit Pandemi Khutbah Idul Adha kali ini menjelaskan mengenai solusi agar pandemi ini cepat selesai, sebenarnya bukan karena faktor berobat dan taat… Read More » Naskah Khutbah Idul Fitri 2021 Paling Berkesan Berbuka Puasa Ketika Berjumpa dengan Allah Silakan manfaatkan naskah khutbah Idul Fitri 2021 berikut ini, isinya amat berkesan dan singkat. Berpuasa hingga bertemu Allah, beribadah sampai… Read More » Naskah Khutbah Idul Adha Hanya 10 Menit, Lima Pelajaran dari Qurban Nabi Ibrahim Khutbha Idul Adha kali ini dibuat singkat karena kondisi pandemi, tetapi tetap ada pelajaran berharga yang bisa dipetik dari qurbannya… Read More » Cara Shalat Idul Fitri di Rumah dan Naskah Khutbah Hanya 7 Menit Dilengkapi Praktik Video Bagaimana cara shalat Idul Fitri di rumah? Bagaimana juga cara khutbahnya dan naskah khutbah ringkas sebagaimana yang dianjurkan saat pandemi… Read More » Khutbah Idul Adha 11 Kekeliruan dalam Ibadah Qurban Ada sebelas kekeliruan dalam ibadah qurban yang bisa diambil dari khutbah Idul Adha berikut ini. Khutbah Pertama الْحَمْدُ… Read More » Khutbah Idul Fitri Pemuda Pemberani, Saat Ini Engkau Di Mana? Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari Khutbah Idul Fitri kali ini untuk menyemangati para pemuda supaya menjadi lebih pemberani dalam… Read More » Khutbah Idul Adha Belajar dari Qurban Nabi Ibrahim Kisah Ibrahim saat akan menyembelih putranya Ismail bisa jadi pelajaran berharga. Perhatikan dalam Khutbah Idul Adha berikut ini. Read More » Khutbah Idul Adha Kesalahan dalam Ibadah Qurban Ibadah qurban mesti dilakukan sesuai tuntunan, jika tidak maka jadinya tidak diterima dan hanya jadi daging biasa. Read More » Khutbah Idul Adha Belajar dari Ibadah Qurban dan Haji Kita bisa menarik pelajaran dari ibadah haji dan qurban berikut ini. Baca dari naskah khutbah Idul Adha berikut ini. Read More » Khutbah Idul Fitri Misteri Umur dalam Filosofi Jawa Ternyata filosofi Jawa sangat menarik untuk ditelusuri, apalagi kalau kita merenungkan masalah umur dan angka dalam bahasa Jawa. Kita bisa… Read More » Khutbah Idul Fitri Istiqamah Selepas Ramadhan Bagaimana istiqamah setelah Ramadhan? Karena istiqamah itu penting. Read More » Khutbah Idul Adha 7 Pelajaran dari Hari Arafah Ini tujuh pelajaran menarik yang bisa digali dari hari Arafah dan amalan yang ada di dalamnya. Read More » Khutbah Idul Fitri Bagi yang Berubah Jadi Baik Selepas Ramadhan Khutbah Idul Fitri 1436 H Bagi yang Berubah Jadi Baik Selepas Ramadhan. Silakan download. Read More » Khutbah Idul Fitri Gemar Melakukan Dosa Besar, Bagaimana Bisa Meraih Kemenangan? Silakan download Naskah Khutbah Idul Fitri 1435 H Gemar Melakukan Dosa Besar, Bagaimana Bisa Meraih Kemenangan? Read More » Khutbah Iاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِفَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ .وقال ايضا وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَMa’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,Ungkapan rasa syukur sudah seharusnya kita ungkapkan biqouli alhamdulillah karena sampai dengan saat ini kita masih mendapat kepercayaan dari Allah SWT untuk tetap bisa menikmati karunia Allah untuk tetap dapat menginjakan kaki kita di atas bumi-Nya. Terlebih lagi saat ini kita masih di berikan-Nya kesempatan untuk bertemu dengan Hari Raya Idul Adha 1438 H. Mudah-mudahan semua ini mampu menjadi motivasi kita untuk meningkatkan dan memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,Idul Adha adalah salah satu hari raya dalam agama Islam yang di dalamnya menyimpan berbagai peristiwa monumental dari peradaban kehidupan di bumi. Peristiwa tersebut selanjutnya diabadikan dalam sebuah ritual ibadah. Dua ibadah yang sangat identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah kurban dan haji. Kedua ibadah ini mengandung nilai keteguhan dan keimanan dan menjadi bukti pengorbanan yang di dasari dengan penuh keikhlasan dan أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُHadirin rahimakumullah, Ibadah kurban adalah ibadah yang berawal dari sejarah ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk mengorbankan putranya, Ismail, dengan cara disembelih. Berbekal keimanan yang tinggi, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang disampaikan Allah melalui sebuah mimpi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim menyembelih Ismail, malaikat membawa seekor kambing dari surga sebagai ganti untuk disembelih. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Asshoffat 102فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَArtinya Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”Dari sejarah inilah umat Islam diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban yang pada hakikatnya merupakan sebuah ibadah untuk mengingatkan kita semua untuk kembali kepada tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyaat 56وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.”Hikmah dari ujian Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya adalah keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Keikhlasan menjadi salah satu kunci untuk memperoleh ridha Allah dengan menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jika kita melaksanakan ibadah tanpa didasari oleh keikhlasan maka niscaya yang kita lakukan akan menjadi sebuah kesia-siaan اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُArtinya Allah tidak menerima amal, kecuali amal ibadah yang dilandasi keikhlasan dan karena mencari keridhaan Allah SWT HR. Nasa’iDalam berkurban kita harus ikhlas dan siap mengorbankan sebagian harta kita untuk orang lain yang pada hakikatnya perlu kita camkan bahwa semuanya adalah milik Allah SWT. Dikarenakan ibadah kurban adalah untuk Allah SWT maka sudah seharusnya kita memberikan hewan kurban yang terbaik yang kita punya. Prinsip ini akan menjadi bagian dari ketaatan kita kepada lain dari ibadah kurban dapat dilihat dari makna kata kurban itu sendiri. Kurban dalam Bahasa Indonesia berarti dekat. Oleh karena itu, kurban dapat diartikan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya melalui wasilah hewan ternak yang dikurbankan atau أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,Ibadah selanjutnya yang identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. Ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki kemampuan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 97وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَArtinya “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.“Mampu melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini memiliki artian siap untuk mengorbankan harta yang dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesiapan kita mengorbankan harta untuk menjadi tamu Allah di Baitullah sekaligus mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kikir dan cinta terhadap kekayaan kita dalam berhaji juga mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-banggakan kekayaan ataupun kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu adalah karunia dan anugerah dari Allah. Sudah seharusnya semua itu kita syukuri untuk menjadi modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah haji juga mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan orang lain. Seperti yang kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh dengan berduyun-duyun dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan dan dalamnya harus diikuti dengan semangat juang tinggi tanpa putus asa disertai dengan kedisiplinan dan kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan. Akhlaqul Karimah kepada sesama manusia juga harus dikedepankan diiringi dengan kesadaran bahwa niat kebaitullah adalah untuk beribadah. Bukan untuk yang niat yang benar, ibadah haji harus dapat membangkitkan semangat dan kesadaran diri untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, menasehati dalam kesabaran dan menebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُMa'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,Ibadah haji juga merupakan wujud ketaatan dan ketundukan kita kepada perintah Allah SWT. Ibadah haji adalah ibadah yang sudah ditentukan waktunya dengan artian harus meninggalkan aktifitas duniawi untuk fokus beribadah bagi kepentingah ibadah haji para jamaah melakukan rangkaian ibadah sebagai upaya membersihkan diri dari dosa seraya mengharapkan ampunan, rahmat, dan ridha Allah SWT. Mereka juga melatih kesabaran dengan kedisiplinan rangkaian ibadah sekaligus melupakan urusan dunia yang sering membuat hati manusia lalai mengingat Allah hanya mengenakan kain ihram berwarna putih, para jamaah diingatkan dengan kain kafan ciri khas dari kematian yang pasti akan datang kepada setiap yang bernyawa. Kita berasal dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali. Kita pasti akan berpisah dengan semua yang kita cintai dan berpisah dengan yang mencintai kita. Semua akan kembali kepada sang pemilik yang hakiki, Allah ibadah haji, jamaah juga melakukan ibadah lainnya seperti Tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dan melakukan lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah yang dinamakan dengan Sa'i. Dalam ibadah ini para jamaah berdoa untuk senantiasa mendapatkan pertolongan Allah SWT dan perlindungan dari dosa yang timbul dari hawa nafsu dan godaan Towaf dan Sa'i memiliki makna yang mendalam agar kita senantiasa berusaha tanpa henti dan berhijrah melalui bentuk aktivitas berlari untuk meraih kemuliaan dengan berserah diri kepada Allah. Dengan senantiasa membersihkan hati dari sifat yang tercela, kita harus menanamkan tekad untuk mencapai puncak أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُMa'asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,Allah SWT telah menjanjikan Surga Allah SWT kepada umat Islam yang melaksanakan haji dengan niat tulus karena Allah dan dapat meraih predikat الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُArtinya haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga HR. Nasa’i.Lalu, apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan makna kata “al-mabrur” yang diambil dari kata al-birr yang artinya adalah ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa. Haji mabrur juga merupakan haji yang maqbul atau diterima oleh Allah dan akan dibalas dengan al-birr kebaikan yaitu mabrur dapat ditandai dengan terlihatnya seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat dan dosa yang ia Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,Dengan hikmah dua ibadah ini yaitu kurban dan haji, sudah merupakan kewajiban bagi kita selaku umat Islam untuk menyakini bahwa Allah memiliki tujuan dalam memberikan setiap perintah kepada manusia. Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita jika kita juga berbuat baik dan mematuhi perintah-Nya. Keyakinan dan keikhlasan untuk mematuhi perintah-Nya akan membawa kebaikan kepada أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُMa’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,Akhirnya marilah kita berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Ya Allah, ya Rahman, limpahkanlah Rahman Rahim-Mu. Curahkanlah hidayah-Mu sehingga kami dapat meraih keridhaan-Mu. Hanya kepada Engkaulah kami mempercayakan diri kami. Janganlah Engkau membiarkan kami berjalan sendiri tanpa kendali hidayah-Mu. Ya Allah......Ya Allah, ya Rahim, kami mempersembahkan ke hadirat-Mu, sekelumit pengorbanan berupa hewan kurban, yang nilainya jauh tak sebanding dengan luas pemberianmu dan kasih sayang-Mu, yang tiada terhingga banyaknya dan kami tidak mampu memperhitungkannya. Ya Allah perkenankanlah kami untuk sampai ke Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk menjadi tamu-Mu menjalankan ibadah haji. Berikanlah kami rezeki menjadi haji mabrur. Anugerahkanlah ridha-Mu dan sayangilah اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُKhutbah IIاللهُ اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَلَهُ الْحَمْدُ فِى السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْناللهُ اَكْبَرْ3X وَللهِ الْحَمْد الْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ إِحْسَانِهِ وَإِنْعَامِه ، وَأَعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الأَيَّاّمِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَإِكْرَامِه ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ إِفْضَالِهِ وَ إِمْدَادِهْ ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ بِعِبَادِهِ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِىْ مُلْكِهْ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَّادِهْ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا أُمَرَاءَ الْحَجِيْجِ لِبِلاَدِ اللهِ الْحَرَامِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًااللهُ اَكْبَرْ3 X وَللهِ الْحَمْد ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْMuhammad Faizin, Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu