PertanyaanTentang Etika Moral dan Akhlak. Contoh pertanyaan tentang Etika Moral dan Akhlak. Dalam kehidupan sehari-hari, etika, moral, dan akhlak harus selalu dijaga dengan baik. Semua orang yang mengenal kita, akan segera memutuskan untuk melanjutkan perkenalan jika kita menjaga ketiganya, karena tidak ada orang yang ingin berteman dengan 7 Jika perawat dihadapkan pada 2 atau lebih jawaban yang baik tapi tidak bisa melakukan keduanya dan pilihan itu bisa dijustifikasi dengan prinsip moral artinya perawat sedang menghadapi: a. Dilema Etik. b. Masalah Etik. c. Isu Etik d. Prinsip Etik e. Kebingungan Etik. 8. Teori dasar dalam pembuatan keputusan etik adalah: a. Teleologi dan Untukmewujudkan profil pelajar pancasila, akan ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. Didalamnya terdapat konsep tentang Dilema Etika dan Bujukan Moral, 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip Pengambilan Keputusan, dan 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan. Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan PengaruhFilosofi Patrap Triloka Ki Hajar Dewantara terhadap pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional selaku Pendiri Perguruan Taman Siswa mengusung konsep Patrap Triloka yang sangat dikenal dalam dunia pendidikan kita yaitu:. Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberikan contoh) Dengandemikian, aspek pertanggungjawaban, integritas moral dan etika, transparansi, impartialitas, profesionalisme dan aspek pengawasan, merupakan rambu-rambu diakuinya kebebasan dan independensi hakim (Goesniadhie, 2006:176-177). Berkaitan dengan topik penelitian ini, maka akan dikaji data sekunder yang berkaitan dengan Bagaimana Bilasituasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral. Langkah 5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Sangatpenting mempelajari topik modul ini sebagai seorang individu, bahwa cara dalam mengambil keputusan menjadi sangat sistematis, massif terkait implementasi dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan memberikan kepastian kongkrit denganlebih mendalam. Fasilitator akan membaca dan menyeleksi pertanyaan-pertanyaan Anda dan pertanyaan yang terpilih akan dijawab dan didiskusikan melalui video conference pada hari dan tanggal yang tercantum di LMS. Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik Dilema Etika dan Bujukan Moral Bagaimanakah menghadapi dilema etika dan bujuk rayu? EksplorasiKonsep Modul 3.1. Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth. Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat Anda lakukan. Anda dapat memilih salah satu dari kasus-kasus yang telah dibahas sebelumnya Vhk2B9. Ilustrasi Pertanyaan tentang Etika. Sumber Foto UnsplashPertanyaan tentang etika dan moral merupakan kumpulan pertanyaan yang dapat Anda gunakan untuk memperbaiki kualitas diri. Dengan pertanyaan ini, kita dapat menjadi sosok bermoral dan beretika dalam berlaku di tengah masyarakat. Untuk tahu apa saja isi pertanyaannya, langsung saja kita simak dalam artikel Pertanyaan tentang Etika dan Moral untuk Meningkatkan Kualitas DiriIlustrasi Pertanyaan tentang Etika. Sumber foto UnsplashEtika dan moral adalah hal penting yang perlu dimiliki dalam diri setiap individu. Adanya moral dan etika yang diterapkan dalam kehidupan dapat membantu kita untuk berlaku dengan baik dan sesuai dengan aturan yang buku berjudul Etika Profesi yang disusun oleh M. Ridlwan Hambali, ‎Mohamad Da‟i, ‎Nurul Ilmiyah 2021 102 menyebutkan bahwa etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan terutama tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diketahui sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan hanya itu, etika juga disebut sebagai nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika juga dapat dikatakan sebagai suatu sikap yang merujuk pada perbuatan yang didasarkan benar salah dan baik buruk sesuai dengan prinsip moral. Etika dapat ditunjukkan dalam perbuatan maupun dapat meningkatkan kualitas diri dan menjadi pribadi yang bermoral, berikut ini adalah kumpulan pertanyaan tentang etika dan moral yang dapat Anda gunakanJelaskan pengertian moral dan etika dengan menggunakan bahasamu sendiri!Jelaskan dengan detail persamaan dan perbedaan dari moral dan disebut sebagai sesuatu yang lahir dari keinsyafan atau kesadaran seseorang. Setujukah kamu dengan pendapat tersebut? Jelaskan alasannya!Apa yang menjadi tolak ukur moral dan etika? masing-masing contoh dari moral dan etika!Etika disebut bersifat relatif sebab bisa berubah-ubah sesuai zaman, jelaskan pernyataan ini disertai contoh!Apakah yang menjadi hakikat dari moral dan etika?Apakah nilai moral dan etika di satu negara sama dengan etika dan moral di negara lainnya? Mengapa itu terjadi? Jelaskan dengan lengkap dan runut!Kumpulan pertanyaan tentang etika tersebut dapat Anda jawab untuk membantu Anda meningkatkan penerapan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa untuk tetap rendah hati dan berlaku sesuai dengan budi pekerti yang luhur untuk menjadi pribadi yang lebih baik. DAP Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENTINGNYA ETIKA DAN MORAL DALAM MEMINIMALISIR RISIKO DAN KONSEKUENSI HUKUM DALAM PRAKTIK KEPERAWATANLukman Herawan _ 2206102513 ABSTRAK Keperawatan adalah profesi yang memegang peran penting dalam memberikan perawatan kesehatan kepada individu yang membutuhkannya. Praktik keperawatan yang efektif dan berkualitas melibatkan tidak hanya aspek teknis, tetapi juga aspek etika dan moral yang yang ingin diangkat dalam esai ini adalah pentingnya etika dan moral dalam meminimalisir risiko dan konsekuensi hukum dalam praktik keperawatan. Esai ini bertujuan untuk menyoroti bagaimana prinsip etika dan moralitas individu dapat membantu menjaga keamanan pasien, menjaga profesionalisme, serta melindungi kepentingan hukum para perawat. Metode Dalam penulisan esai ini, pendekatan ekspositori digunakan untuk menguraikan informasi dengan jelas dan logis. Etika dan moral memainkan peran penting dalam meminimalisir risiko dan konsekuensi hukum dalam praktik keperawatan. Prinsip etika, moralitas individu, dan profesionalisme membantu menjaga keamanan pasien, menjaga integritas perawat, dan melindungi kepentingan Kunci Kode Etik; Konsekuensi Hukum; Moral; Keperawatan adalah profesi yang memegang peran penting dalam memberikan perawatan kesehatan kepada individu yang membutuhkannya. Praktik keperawatan yang efektif dan berkualitas melibatkan tidak hanya aspek teknis, tetapi juga aspek etika dan moral yang kuat. Etika dan moral memainkan peran penting dalam meminimalisir risiko dan konsekuensi hukum dalam praktik keperawatan. Dalam esai ini, akan dibahas pentingnya etika dan moral dalam memastikan keamanan pasien, menjaga profesionalisme, serta melindungi kepentingan hukum para perawat. Legal yaitu sesuatu yang dianggap sah oleh hukum dan perundang-undang Budiono, 2016 . Legislasi adalah hukum perundang-undangan yang diberlakukan oleh badan legislatif di suatu negara Berman et al., 2021. Aspek hukum keperawatan termasuk pedoman hukum yang diikuti perawat berasal dari undang-undang, kode, dan hukum umum Potter et al., 2015.Kode etik adalah seperangkat prinsip panduan yang diterima semua anggota profesi. Ini adalah pernyataan kolektif tentang harapan dan standar perilaku kelompok. Kode berfungsi sebagai pedoman untuk membantu kelompok profesional ketika muncul pertanyaan tentang praktik atau perilaku yang benar. Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab, akuntabilitas, advokasi, dan kerahasiaan Potter et al., 2015. Prinsip moral meliputi Otonomi, Nonmaleficence, Kebaikan, Keadilan, Kesetiaan, dan Kebenaran. Memberikan dasar untuk aturan moral, yang merupakan resep khusus untuk tindakan Berman et al., 2021.Etika dalam praktik keperawatan mencakup prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur perilaku perawat dalam hubungan dengan pasien, rekan kerja, dan masyarakat umum. Prinsip-prinsip seperti otonomi, keadilan, tidak melakukan kerusakan, dan memperoleh persetujuan informasi dari pasien adalah beberapa contoh prinsip etika yang penting dalam keperawatan. Mematuhi prinsip otonomi berarti menghargai hak pasien untuk membuat keputusan tentang perawatan mereka sendiri dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko konflik antara perawat dan pasien serta melindungi pasien dari tindakan yang tidak diinginkan. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Dilema Etika dan Bujukan MoralOleh Abdul Azis, SD Negeri Ai Puntuk Hilir /Pengajar Praktik CGP Angkatan 7Bersalaman, Sumber etika benar vs benar adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral benar vs salah yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah. Dari proses pengalaman kita sehari hari dalam bekerja di manapun tentu kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup dalam berkehidupan sosial kemasyarakatan. Dibawah ini sedikit saya berbagi untuk mengurai bagaimana dilema etika dan bujukan moral itu sendiri. Paradigma Dilema Etika Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini 1. Individu lawan masyarakat individual vs community Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar. “Individu” di dalam paradigma ini tidak selalu berarti “satu orang”. Ini juga dapat berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar. Seperti juga “kelompok” dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih besar lagi. Itu dapat berarti kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi juga bisa berarti kelompok sekolah, sebuah kelompok keluarga, atau keluarga Kita. Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk yang lain, kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini di dalam kelas. Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada sebuah tugas, tapi kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya, apakah pilihan benar yang harus dibuat? Guru mungkin menghadapi dilema individu lawan kelompok. 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan justice vs mercy Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan atau sama rata. Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan kebaikan Misalnya ada peraturan di rumah Kita harus ada di rumah pada saat makan malam. Misalnya suatu hari Kita pulang ke rumah terlambat karena seorang teman membutuhkan bantuan kita. Ini dapat menunjukkan dilema keadilan lawan rasa kasihan, terhadap orang tua Kita. Apakah ada konsekuensi dari melanggar peraturan tentang pulang ke rumah tepat waktu untuk makan malam, atau haruskah orang tua kita membuat pengecualian? 3. Kebenaran lawan kesetiaan truth vs loyalty Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia atau bertanggung jawab kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman saudara yang dalam masalah. Ini adalah salah satu contoh dari pilihan atas kebenaran melawan kesetiaan. 4. Jangka pendek lawan jangka panjang short term vs long term Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll. Orang tua kadang harus membuat pilihan ini. Contohnya Mereka harus memilih antara seberapa banyak uang untuk digunakan sekarang dan seberapa banyak untuk ditabung nanti. Pernahkah Kita harus memilih antara bersenang-senang atau melatih instrumen musik atau berolahraga? Bila iya, Kita telah membuat pilihan antara jangka pendek melawan jangka panjang. Prinsip Dilema Etika Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Sementara akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43. Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Berikut ada 3 tiga pernyataan dalam sebuah kasus ketika akan mengambil keputusan 1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak. 2. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Kita. 3. Melakukan apa yang Kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Kita. Selama ini pada saat mengambil keputusan, lkitasan pemikiran kita memiliki kecenderungan pada prinsip nomor 1, 2, atau 3? Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. Kidder, 2009, hal 144. Ketiga prinsip tersebut adalah 1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir Ends-Based Thinking 2. Berpikir Berbasis Peraturan Rule-Based Thinking 3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli Care-Based Thinking Berikut 9 langkah Pengambilan Keputusan Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun secara berurutan untuk memandu kita dalam mengambil keputusan pada situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan. Langkah 1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Untuk mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan setiap kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika lagi. Langkah 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil. Langkah 3 Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang. Langkah 4 Pengujian benar atau salah, meliputi a. Uji Legal Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral. b. Uji Regulasi/Stkitar Profesional Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Kita tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi kita, tapi kita akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Kita. c. Uji Intuisi Langkah ini mengkitalkan tingkatan perasaan dan intuisi kita dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat kita merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang kita yakini. Walaupun mungkin kita tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa dikitalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar. d. Uji Halaman Depan Koran Apa yang Kita akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Kita anggap merupakan ranah pribadi Kita tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Kita merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Kita sedang menghadapi dilema etika. e. Uji Panutan/Idola Dalam langkah ini, kita akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan kita, misalnya ibu kita. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu kita, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi kita dan orang yang sangat berarti bagi lingkungan kita. Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan Rule-Based Thinking yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir Ends-Based Thinking yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli Care-Based Thinking, di mana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Kita meletakkan diri Kita pada posisi orang lain. Bila situasi dilema etika yang Kita hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Kita karena situasi yang Kita hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral. Langkah 5 Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini? 1. Individu lawan masyarakat individual vs community 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan justice vs mercy 3. Kebenaran lawan kesetiaan truth vs loyalty 4. Jangka pendek lawan jangka panjang short term vs long term Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting. Langkah 6 Melakukan Prinsip Resolusi Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai? o Berpikir Berbasis Hasil Akhir Ends-Based Thinking o Berpikir Berbasis Peraturan Rule-Based Thinking o Berpikir Berbasis Rasa Peduli Care-Based Thinking Langkah 7 Investigasi Opsi Trilema Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah Langkah 8 Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. Langkah 9 Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Editor Ruslan Wahid Penulis Abdul Azis